Teori ini merupakan
pengembangan teori pemrosesan informasi dari Robert M. Gagne dan juga oleh
George Miller, sehingga sejumlah konsep dan istilah pokok tetap dipergunakan.
Beda pokok antara teori pemrosesan informasi dengan teori pembelajaran sibernetik
adalah penggunaan teknologi informasi seperti komputer dan lain-lain yang internsif dalam pembelajaran sibernetik.
Konsep- konsep dan
istilah pokok yang diungkapakandalam pemrosesan informasi dan masih digunakan
dalam teori pemabelajaran sibernetik antara lain :
1.
Memori sensori (sensory
memory), suatu sistem mengikat rangsang
secara cepat sehingga dapat berlangsung analisis persepsi, proses berlangsung antara 15 – 20
detik, masukan utama melalui mata (penglihatan) dan telinga ( bunyi ).
2.
Memori kerja (working
memory), atau memori jangka pendek ( short term memory, STM ) menyimpan antara
5 – 9 informasi, dengan durasi 15 – 20 detik, sehingga tersedia cukup waktu
bagi proses informasi. Informasi di beri kode (decode), persepsi setiap
individu akan menetukan apa yang perlu di simpan dalam memori kerja.
3. Memori
jangka panjang (long term memory , LTM), informasi berfungsi menyimpan sejumlah
besar informasi dalam waktu lama. Informasi yang di simpan dapat berbentuk
verbal maupun visual.
Asumsi pokok yang digunakan
juga sama, landasannya kognitivisme/kontruktivitisme, yaitu :
1.
Penafsiran
(interpreting), berperan penting terhadap apa yang diinggat.
2.
Apa yang diingat harus
memiliki sejumlah hubungan dengan apa yang di kenali sebelumnya.
3. Memori
adalah suatu proses kontruktif.
Gagne lebih lanjut
mengungkapakn bahwa pemrosesan informasi mendeskripsikan kegiatan belajar yang
merupakan proses internal yang berlangsung sesuai tahapan belajar dari sembuilan
peristiwa pembelajaran telah di ungkap secara luas dalam bagian pertama buku
ini.
Sebelum bicara lebih
lanjut tentang teori pemrosesan informasi yang lain ada baiknya jika dipahami
dulu hal-hal yang telah di sepakati dalam psikologi kongnitif yang antara lain
adalah sebagai berikut :
1.
Prinsip pertama, adanya
asumsi tentang kapasitas yang terbatas ( lilited capacity) dari sistem mental.
Itu maknanya sejumlah informasi yang dapat di mproses olah sistem terkendala
dengan sejumlah cara. Misalnya dapat terjadi sumbatan botol ( bottlenece ).
2.
Prinsip yang kedua , dibutuhkan suatu mekanisme kontrol untuk memeriksa dan mengawasi pengkodean
(encoding), transformasi,pemrosesan, dan penyimpanan dan pemanggilan kembal
serta pemanfaatan informasi tersebut. Hal itu bermakna bahwa tidak seluruh kapasitas pemrosrsan dari
sistem tersedia, suatu fungsi eksekutif yang mengawasi proses ini akan
menggunakan sejumlah kapasitas ini. Bila seseorang mempelajari suatu tugas baru
atau di gadapkan kepada suatu lingkungan baru yang asing baginya, fungsi
eksekutif ini akan membutuhkan kebig banyaktenaga pemrosesan daripada bila
sedang menghadapi tugas rutin atau dalam lingkungan yang sudah di kenali.
3.
Prinsip ketiga, mencoba
dua arah aliran informasi seperti halnya saat kita mencoba melihat dunia sekeliling
kita. Kita secara konstan menggunakan informasi yang kita dapatkan melaui
pengindraan, yang sering kita sebut proses dari bawah ke atas ( bottom-up
processing), dan mengunakan informasi yang di simpan dalam memori sering di
sebut atas-bawah (top-down processing) sebagai suatu proses yang dinamik
seperti halnya pemaknaan kita konstan tentang lingkungan, serta hubungan dengan
lingkungan tersebut.
4. Prinsip
keempat, secara luas di terima oleh para ahli psikolog kognitif bahwa organisme
manusia secara genetik telah siap terhadap pemrosesan dan pengorganisasian
informasi dangan suatu cara yang khas. Misalnya bayi manusia secara fitrah menyukai melihat muka manusia yang lain
(terlebih lagi melihat muka ibunya) dari pada terangsang oleh stimulus yang lain.
Riset lain menemukan adanya mirip pada semua bayi manusia .T tanpa memandang
bahsa yang di ucapakan oleh orang dewasa yang satu ras dengan dia, atau pada
wilayah di mana ia di lahirkan. Misalnya bayi manusia cenderung mengucapkan,
mama... mama... di seluruh dunia.
Pembelajaran sistem
informasi yang lain di kembangakn oleh W. Huitt (2003) dalam piblikasi berjudul
The Information Processing Psychology Interactive Cognition, yang di muat dalam
jurnal Educational Pschology Interactive terbitan Valdost State
University.Dalam pengantar Publikasi tersebut diterangkan bahwa psikologi
kognitif sedang tren dan menjadi pendekatan dominan dunia spikologi saat ini.
Fokus utamanya adalah yang menjadi minat diterima luas adalah teori tahapan
(stage theory, makna stage sendiri adalah panggung, dan dpat di artikan ada
babak tahapan drama dalam panggung tersebut). yang berlandaskan karya Atkinson
dan Shiffrin (1968). Fokus pembahasan model ini adalah tentang bagaimana
informasi tersimpan dalam memori.
Kecuali teori tahapan
yang di terima luas di kalangan psikolog itu juga ada teori yang lain. Misalnya
teori tingkat pemrosesan ( levels of processing theory).yang di kembangkan oleh
Craic Dan Lockhart ( 1972). Proposisi utamanya berbunyi, pemelajar akan
mengunakan tingkatan yang berbeda dalam elaborasinya senyampang terjadi proses
informasi. Hal ini dilaksanakan dalam suatu kontinum mulai dari persepsi
melalui perhatian, peberian label, dan pada akhirnya pemberian makna. Kata
kuncinya adaloah bahwa selurih rangsangan (stimuli) yang mengaktifkan suatu sel
reseptor sensori secara permanen diu simpan dalam memori, namun tingkatan yang
berbeda dari suatu proses terdampak pada kecakapan mengakses ,serta memanggil
kembali memori tersebut.
Model yang lain di
kembangkan oleh Rumelhard dan McClelland (1986) yang menyebutkan model
koneksionistik (connectionistic model).Model ini menekankan adanya fakta bahwa
informasi di simpan dalam berbagai lokasi di seluruh otak. Dalam bentuk
jaringan koneksi. Model ini konsisten dengan pendekatan teori tahapan
pemrosesan informasi di atas,dalam hal bahwa makin banyak koneksi terhadap satu
gagasan tunggal atau konsep tunggal, makin mudah di ingat gagasan atau konsep
tersebut.
Gambar 1.1 Model
pemrosesan informasi menurut atkinson dan shiffrin
Memori
sensori ( Sensory memory ) berafiliasi dengan transduksi energi atau di sebut
pula transformasi energi, (perubahan bentuk energi menjadi energi yang lain.
Walau lingkungan menyediakan bentuk bentuk enerti seprti cahaya, bunyi,
panas,dingin dan lain-lain,otak hanya menerima rangsang dari energi
listrik.tubeuh manusia memiliki selsensor penerima khusus yang mengubah energi
eksternal menjadi sinyal yang di pahami oleh otak. Dalam proses transuksi ini terbentuklah
memori.Agar stimulus ini dapat di ubah menjadi memori jangka pendek (STM, Short
term memory) ada 2 konsep pokok yang harus di penuhi
1.
Pertama, setiap
individu lebih menyukai untuk memperhatikan rangsang yang memiliki kenampakan
menarik.
2. Kedua,
setiap individu cenderumg menyukai untuk memperhatikan,jika rangsang itu
mengaktifkan pola-pola yang telah di kenali sebelumnya.Setiap siswa akan mudah
menyukai dan mengingat pembelajaran yang terkait dengan pembelajaran sebelumnya
yang pernah diterima dan deikenalinya .Inilah pentingnya apersepsi.
Memori jangka pendek
(STM, short-term memory) di sebut pula memory kerja (workinfg memory), memori
primer atau atensi.Tambahan yang penting dengan struktur otak, yaitu adanya
hipotalamus yang merupakan struktur otak untuk berpikir yang terlibat dalam
proses informasi yang bersifat dangkal dan sesaat. Lobus frontal yang terletak
pada konteks adalah struktur yang terkait dengan memory kerja yang dapat
berlanjut menjadimemori jangka panjang.
Terdapat sejumlah contoh elaborasi yang umum di gunakan dalam
proses pengajaran/pembelajaran, yang sering di sebut jembatan keledai
(mneumonic) antara lain:
a. Pembayangan
(imaging) menciptakan gambaran mental
b. Metode
tempat-tempat (method of loci) gagasan atau pemikitan yang harus diingat
terhubung pada obyek-obyek yang berlokasi di lokasi yang di kenali (familiar).
c. Metode
katacantol (bilangan, skema yang berima), gagasan atau sesuatu yang diingat
dihubungkan oleh kata-kata khusus,misalnya satu-sepatu, dua-duo,tiga-mega dan
lain-lain.
d. Berima
(rhyming) misalnya berupa nyanyian frase, informasi yang harus diingat tersusun
dalam rima, contohnya : dua mata saya, hidung saya satu, dua kaki saya, pakai
sepatu baru
e. Metode
huruf awal (initial letter),setiaphuruf awal dari kata di susun di gunakan
membuat kalimat spesific, measurable, achievable, reliable and
timeline.Maknanya secara umum adalah rencana progam yang cemerlang karena
mengandung progam yang spesific,terukur,dapat dijangkau, andal dan
dapatterlaksana dalam rentang waktu tertentu. Atau mejikuhibiniu untuk mengikat
spektrum warna yang terri dari merah, jingga , kuning, hijau, biru, nila dan
ungu.
Saat
informasi di simpan dalam LTM, informasi tersebut diorganisasikan menggunakan
satu atau struktur yang terdiri dari : memori deklaratif, memori prosendural,
dan/atau memori imageri (memori terkait dengan kesan atau citra sesuatu yang
bernilai astistik).
Memori
Deklaratif (umumnya mengacu kepada informasi yang
dapat di perbincangkan)
a.
Memori Semantik
(semantic memory)-fakta-fakta dan informasi yang telah di generalisasikan 9
konsep, prinsip, hukum, strategi, pemecahan masalah, strategi pembelajaran).
b. Mempri
episodic (episodic memory)- pengalamn pribadiinformasi dalam bentuk cerita dan
analogi.
Memori Prosedural
– bagaimana caranya mengendarai mobil, naik sepeda dan lain-lain.
Memori
Imageri – menafsirkan keindahan lukisan, foto
pemandangan alam panorama alam.
Salah
satu hal yang paling penting dalam psikologi kognitif adalah atau pengembangan
atau pembentukan konsep. Sebuah konsep dlam hal ini didefinisikan sebagai
sehimpunan hukum atau yang di gunakan dalam mendifinisikan sejumlah kategori
yang berkaitan dengan pengelompokan kejadian, gagasan atau obyek yang serupa.
Terdapat sejumlah prinsip untuk pengembangan konsep antara lain:
1.
Sebut dan definisikan
konsep yang akan di pelajari (advnce organizer, pemandu awal).
Hal
ini akan (i)mengacu pada kategori yang lebih besar , atau sebaliknya (ii)
mendefinisikan atribut ( mengacu pada hal yang lebih kecil).
2.
Identifikasi atibut
yang relevan atau tidak relevan
3.
Berikan contoh-contoh
(examples) dan bukan contoh (nonexamples).
4.
Gunakan baik
penalaraninduktif maupun penalaran deduktif
5. Buatlah
daftar atribu-atribut yang berbeda.
Tentang bagaimana
penerapan proses informasi di dalam kelas dapat di lihat contoh dalam tabel
berikut :
Penerapan Proses Informasi di Dalam
kelas
NO
|
PRINSIP
|
CONTOH
|
1
|
Memperoleh
perhatian siswa
|
-
Mengunakan kode
memberiuntuk memberi tanda bahwa guru siap memulai pembelajaran.
-
Berkeliling kelas dan
berbicara mengunakan perubahan nada/suara
|
2
|
Membuka
pikiran siswa dengan pembelajaran terdahulu yang relevan
|
-
Lakukan review
terhadao pembelajaran sebelumnya
-
Berdiskusilah dengan
siswa tentang esensi bahan pembelajaran sebelumnya
|
3
|
Kenali
dengan baik informasi yang penting
|
-
Sediakan hand-outs
-
Tulis di papan tulis,
gunakan transparansi atau LCD
|
4
|
Lakukan
presentasi yang terorganisasi baik
|
-
Tunjukan
sekuens.logis dari suatu konsep atau keterampilan
-
Mulai dari yang
sederhana menuju yang kompleks tatkala mempresentasikan matri ajar yang baru
|
5
|
Tunjukan
kepada siswa bagaimana mengelompokkan
(menyusun chunk, keping informasi dari
informasi) yang terkait
|
-
Presentasikan
informasi dalam bemntuk kategori
-
Belajarkan dengan
menggunakan penalran induktif
|
6
|
Sediakan
kesempatan kepada siswa untuk mengelaborasi informasi baru
|
-
Kaitkan informasi
baru dengan sesuatu yang telah di kenali siswa
-
Lihatlah kemiripan
dan perbedaan antar-konsep
|
7
|
Tunjukan
kepada siswa bagaimana memberi sandi/kode pada saat mengikat daftar informasi
|
-
Buatlah kalimat
sedrhana dari huruf awal setiap kata yan ada dalam daftar
-
Gunakan teknik
pembayangan mental ( mental imagery),misalnya dengan menerapkan metode kata
kunci
|
8
|
Sediakan
kesempatan mengulang pembelajaran
|
-
Nyatakan
prinsip-prinsip penting beberapa kali dengan cara yang berbeda selama
presentasi informasi (terkait STM)
-
Nyatakan kaitan
antara pembelajaran hari ini dan pembelajaran sebelumnya (LTM)
-
Buatlah jadwal untuk
melakukan nreview secara berkala terkait kondep dan keterampilan yang baru
saja dipelajari (LTM)
|
9
|
Sediakan
peluang untuk belajar lebih lanjut tentang konsep-konsep dan ketrampilan
fundamental
|
-
Terapkan latihan
sehari-hari terhadap fakta –fakta ilmu hitung
-
Laksanakan
permainan-permainan sederhana untuk memudahkan mengingat konten pembelajaran
|
Pada perkembanganya sejumlah ahli
berperan besar dalam pengembangan teori pemrosesan informasi yang merupakan
landasan teori pembelajaran sibernetik. Antara lin adalah Gage dan berliner,
Biehler, Snowman, Baine dan tennyyson, juga landa ,pask dan Scott (Budiningsih,
2005:81). Sementara itu dlam kaitan dengan sibernetik (cybernetics), teori pembelajaran sibernetik ( cybernetic)
ini tumbeh karena jasa Shannondalam perkembangan Teori Informasi dan sumbangan
Ludwig von Bertalanffy yang mengembangkan TEORI Sistem Umum ( General System
Theory). Menurut teori informasi, sibernetikdi definisikan sebagai
saintentangorganisasi, kntrol dan komunikasi yang efektif pada binatang
binatang (termasuk manusia) dan mesin-mesin (Luicas 2010 )Jelas ada peranan
teori evolusi dalam definisi ini.Pada penekanan komunikasi yang efektif itulah
di kembangkan pembelajaran sibernetik.
Menurut asumsi pembelajaran
sibernetik, prosr belajar memang penting namun lehih pentinglagi adalah
hadirnya sistem informasi yang di proses dan akan di pelajari siswa. Informasi
inilah yang akan menentukan proses asumsi lainya adalah bahwa tidak ada satu
proses belajar yang ideal bagi segala situasi, serta cocok bagi semua siswa.
Cara belajar siswa di tentuka oleh sistem informasi. Setiap siswa dengan
caranya sendiri, yang hanya cocokbagi dirinya akan mempelajari informasi dengan
carayang berbeda dengan siswa yang lain. Proses pengolahan informasi dalam
ingatan berawal dari proses penyandian
informasi (enconding), selanjutnya penyimpanan informasi (storage dan di
lanjutkan dengan mengungkap kembal informasi yang telah di simpan dalam ingatan
(retrieval).
Dalam kontek ini Lev Nakhmanovick
Landa (1976), seorang psikolog Rusia, membedakan dua macam proses berpikir yang
sistemis,setahap demi setahap, linear, konvergen,, lurus mmenuju ke suatu
tujuan tertentu. Dalam pelaksanaan pembelajaran,contohnya adalah impelmentasi
struktur tertentu, misal jigsaw, sesuai metode pembelajaran koperatif.
Pembelajaran tematik yang dilaksanakan din kelas 1 sampai kelas 3 sekolah dasr
adalah contohnya. Contoh yang lain adalah pembelajaran berbasis pengenalan dan
pemecahan masalah ( problem posing and problem solving learning ).
Proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik jika sisten informasi yang akan di
pelajari di ketahui ciri-cirinya. Berdasarkan identifikasi tersebut serta hasil
pengalaman pembelajaran guru, teridentifikasi bahwa bahan pembelajaran tertentu
akan lebih sesuai jika dipelajari secara algoritmik. Materi ajar aritmatika,
misalnya Dalil Pythagoras dapat diterangkan oleh guru secara runtut, sampai
kepada rumus kuadrat sisi miring (c) = jumlah kuadrat sisi siki-sikunys (a dan
b)sehingga berlaku rumus c2 = a2
+ b2 . Sementara
itu, ternya dalam kontekstualisasi pembelajaran para pemikir kurikulum di
indonesia telah sepakat bahwa akan lebih dulu sebelum proses berpikir
algoritmik. Oleh sebar itu pada pendidikan dasar, kelas 1 sampai dengan kelas 3
sekolah dasar para siswa dibelajarkan dengan model pembelajaran tematik,
konvergen, berbagai kompetisi pembelajaran dapat tercapai, dengan tema
kehidupan sehari-hari.
Gordon Pask dan Bernard Scott (1972)
keduanya ahli psikologi pendidikan dari inggris, dalam publikasinya yang
berjudul Learning Strategis and Individual Competensi, yang di muat dalam
Internatinal
Journal of
Man-Manchine Studies, Volume 4, meninjau dari sisi lainb yang terkait dengan
variasi gaya belajar ( modalitas belajar) seseorang.Menuru pask ada isswa yang
pola pikirnya menyeluruh ( holist) dan berseri (serialist) atau keterpaduan
dari keduanya, yakni tipe versalite. Pola berpikir serialis pada hakikatnya
setara dengan berpikir algoritmik. Siswa dengan model berpikir holist
bercirikan langsung melompatke depan,tau langsung ke gambaran lengkap sebuah
sistem informasi. Mereka berpikir secara deduktif, mulai dari tahap[ yang
paling umum, baru kemudian merambah pada bagian demi bagian . contohnya dalam
pembelajaran, guru menerangkan tubuh manusia mulai dari fungsi seluruh tubuh, kemudian
penjelasan tentang organ, di lanjutkan pada penjelasan, pada penjelasan tentang jaringan, dan di akhiri dengan
bagian terkecil,
Yakni sistem
sel. Dalam ilmu kimia misalnya diterangkan dan diberikan contoh senyawa ayau
molekul dulu kemudian bari ke atom, selanjutnya menuju ke bagian dari menuju ke
yang mikro.
Sumber : Suyono dan Hariyanto.2015. Implementasi Belajar dan Pembelajaran. Bandung :PT Remaja Rosdakarya
Sumber : Suyono dan Hariyanto.2015. Implementasi Belajar dan Pembelajaran. Bandung :PT Remaja Rosdakarya
0 komentar:
Post a Comment