Wednesday, March 2, 2016


Teori ini merupakan pengembangan teori pemrosesan informasi dari Robert M. Gagne dan juga oleh George Miller, sehingga sejumlah konsep dan istilah pokok tetap dipergunakan. Beda pokok antara teori pemrosesan informasi dengan teori pembelajaran sibernetik adalah penggunaan teknologi informasi seperti komputer dan lain-lain  yang internsif dalam pembelajaran sibernetik.
Konsep- konsep dan istilah pokok yang diungkapakandalam pemrosesan informasi dan masih digunakan dalam teori pemabelajaran sibernetik antara lain :
1.      Memori sensori (sensory memory), suatu sistem mengikat rangsang secara cepat sehingga dapat berlangsung analisis persepsi, proses berlangsung antara 15 – 20 detik, masukan utama melalui mata (penglihatan) dan telinga ( bunyi ).
2.      Memori kerja (working memory), atau memori jangka pendek ( short term memory, STM ) menyimpan antara 5 – 9 informasi, dengan durasi 15 – 20 detik, sehingga tersedia cukup waktu bagi proses informasi. Informasi di beri kode (decode), persepsi setiap individu akan menetukan apa yang perlu di simpan dalam memori kerja.
3.      Memori jangka panjang (long term memory , LTM), informasi berfungsi menyimpan sejumlah besar informasi dalam waktu lama. Informasi yang di simpan dapat berbentuk verbal maupun visual.
Asumsi pokok yang digunakan juga sama, landasannya kognitivisme/kontruktivitisme, yaitu :
1.      Penafsiran (interpreting), berperan penting terhadap apa yang diinggat.
2.      Apa yang diingat harus memiliki sejumlah hubungan dengan apa yang di kenali sebelumnya.
3.      Memori adalah suatu proses kontruktif.
Gagne lebih lanjut mengungkapakn bahwa pemrosesan informasi mendeskripsikan kegiatan belajar yang merupakan proses internal yang berlangsung sesuai tahapan belajar dari sembuilan peristiwa pembelajaran telah di ungkap secara luas dalam bagian pertama buku ini.
Sebelum bicara lebih lanjut tentang teori pemrosesan informasi yang lain ada baiknya jika dipahami dulu hal-hal yang telah di sepakati dalam psikologi kongnitif yang antara lain adalah sebagai  berikut :
1.      Prinsip pertama, adanya asumsi tentang kapasitas yang terbatas ( lilited capacity) dari sistem mental. Itu maknanya sejumlah informasi yang dapat di mproses olah sistem terkendala dengan sejumlah cara. Misalnya dapat terjadi sumbatan botol ( bottlenece ).
2.      Prinsip yang kedua , dibutuhkan suatu mekanisme kontrol untuk memeriksa dan mengawasi pengkodean (encoding), transformasi,pemrosesan, dan penyimpanan dan pemanggilan kembal serta pemanfaatan informasi tersebut. Hal itu bermakna  bahwa tidak seluruh kapasitas pemrosrsan dari sistem tersedia, suatu fungsi eksekutif yang mengawasi proses ini akan menggunakan sejumlah kapasitas ini. Bila seseorang mempelajari suatu tugas baru atau di gadapkan kepada suatu lingkungan baru yang asing baginya, fungsi eksekutif ini akan membutuhkan kebig banyaktenaga pemrosesan daripada bila sedang menghadapi tugas rutin atau dalam lingkungan yang sudah di kenali.
3.      Prinsip ketiga, mencoba dua arah aliran informasi seperti halnya saat kita mencoba melihat dunia sekeliling kita. Kita secara konstan menggunakan informasi yang kita dapatkan melaui pengindraan, yang sering kita sebut proses dari bawah ke atas ( bottom-up processing), dan mengunakan informasi yang di simpan dalam memori sering di sebut atas-bawah (top-down processing) sebagai suatu proses yang dinamik seperti halnya pemaknaan kita konstan tentang lingkungan, serta hubungan dengan lingkungan tersebut.
4.      Prinsip keempat, secara luas di terima oleh para ahli psikolog kognitif bahwa organisme manusia secara genetik telah siap terhadap pemrosesan dan pengorganisasian informasi dangan suatu cara yang khas. Misalnya bayi manusia secara  fitrah menyukai melihat muka manusia yang lain (terlebih lagi melihat muka ibunya) dari pada terangsang oleh stimulus yang lain. Riset lain menemukan adanya mirip pada semua bayi manusia .T tanpa memandang bahsa yang di ucapakan oleh orang dewasa yang satu ras dengan dia, atau pada wilayah di mana ia di lahirkan. Misalnya bayi manusia cenderung mengucapkan, mama... mama... di seluruh dunia.
Pembelajaran sistem informasi yang lain di kembangakn oleh W. Huitt (2003) dalam piblikasi berjudul The Information Processing Psychology Interactive Cognition, yang di muat dalam jurnal Educational Pschology Interactive terbitan Valdost State University.Dalam pengantar Publikasi tersebut diterangkan bahwa psikologi kognitif sedang tren dan menjadi pendekatan dominan dunia spikologi saat ini. Fokus utamanya adalah yang menjadi minat diterima luas adalah teori tahapan (stage theory, makna stage sendiri adalah panggung, dan dpat di artikan ada babak tahapan drama dalam panggung tersebut). yang berlandaskan karya Atkinson dan Shiffrin (1968). Fokus pembahasan model ini adalah tentang bagaimana informasi tersimpan dalam memori.
Kecuali teori tahapan yang di terima luas di kalangan psikolog itu juga ada teori yang lain. Misalnya teori tingkat pemrosesan ( levels of processing theory).yang di kembangkan oleh Craic Dan Lockhart ( 1972). Proposisi utamanya berbunyi, pemelajar akan mengunakan tingkatan yang berbeda dalam elaborasinya senyampang terjadi proses informasi. Hal ini dilaksanakan dalam suatu kontinum mulai dari persepsi melalui perhatian, peberian label, dan pada akhirnya pemberian makna. Kata kuncinya adaloah bahwa selurih rangsangan (stimuli) yang mengaktifkan suatu sel reseptor sensori secara permanen diu simpan dalam memori, namun tingkatan yang berbeda dari suatu proses terdampak pada kecakapan mengakses ,serta memanggil kembali memori tersebut.
Model yang lain di kembangkan oleh Rumelhard dan McClelland (1986) yang menyebutkan model koneksionistik (connectionistic model).Model ini menekankan adanya fakta bahwa informasi di simpan dalam berbagai lokasi di seluruh otak. Dalam bentuk jaringan koneksi. Model ini konsisten dengan pendekatan teori tahapan pemrosesan informasi di atas,dalam hal bahwa makin banyak koneksi terhadap satu gagasan tunggal atau konsep tunggal, makin mudah di ingat gagasan atau konsep tersebut.
Sementara itu Atkinson dan Shiffrin menganggap bahwa penyimpangan memori berlangsung dalam tiga tahapan . lihat kembali model Gagne yang lebih sederhana pada bagian pertama buku ini. Istilah yang di gunakan sama, namun pembelajaran oleh Atkinson dan Shiffrin lebih komplek,seperti tertera dalam  gambar ini:




Gambar 1.1 Model pemrosesan informasi menurut atkinson dan shiffrin
            Memori sensori ( Sensory memory ) berafiliasi dengan transduksi energi atau di sebut pula transformasi energi, (perubahan bentuk energi menjadi energi yang lain. Walau lingkungan menyediakan bentuk bentuk enerti seprti cahaya, bunyi, panas,dingin dan lain-lain,otak hanya menerima rangsang dari energi listrik.tubeuh manusia memiliki selsensor penerima khusus yang mengubah energi eksternal menjadi sinyal yang di pahami oleh otak. Dalam proses transuksi ini terbentuklah memori.Agar stimulus ini dapat di ubah menjadi memori jangka pendek (STM, Short term memory) ada 2 konsep pokok yang harus di penuhi
1.      Pertama, setiap individu lebih menyukai untuk memperhatikan rangsang yang memiliki kenampakan menarik.
2.      Kedua, setiap individu cenderumg menyukai untuk memperhatikan,jika rangsang itu mengaktifkan pola-pola yang telah di kenali sebelumnya.Setiap siswa akan mudah menyukai dan mengingat pembelajaran yang terkait dengan pembelajaran sebelumnya yang pernah diterima dan deikenalinya .Inilah pentingnya apersepsi.
Memori jangka pendek (STM, short-term memory) di sebut pula memory kerja (workinfg memory), memori primer atau atensi.Tambahan yang penting dengan struktur otak, yaitu adanya hipotalamus yang merupakan struktur otak untuk berpikir yang terlibat dalam proses informasi yang bersifat dangkal dan sesaat. Lobus frontal yang terletak pada konteks adalah struktur yang terkait dengan memory kerja yang dapat berlanjut menjadimemori jangka panjang.
      Terdapat sejumlah contoh elaborasi yang umum di gunakan dalam proses pengajaran/pembelajaran, yang sering di sebut jembatan keledai (mneumonic) antara lain:
a.       Pembayangan (imaging) menciptakan gambaran mental
b.      Metode tempat-tempat (method of loci) gagasan atau pemikitan yang harus diingat terhubung pada obyek-obyek yang berlokasi di lokasi yang di kenali (familiar).
c.       Metode katacantol (bilangan, skema yang berima), gagasan atau sesuatu yang diingat dihubungkan oleh kata-kata khusus,misalnya satu-sepatu, dua-duo,tiga-mega dan lain-lain.
d.      Berima (rhyming) misalnya berupa nyanyian frase, informasi yang harus diingat tersusun dalam rima, contohnya : dua mata saya, hidung saya satu, dua kaki saya, pakai sepatu baru
e.       Metode huruf awal (initial letter),setiaphuruf awal dari kata di susun di gunakan membuat kalimat spesific, measurable, achievable, reliable and timeline.Maknanya secara umum adalah rencana progam yang cemerlang karena mengandung progam yang spesific,terukur,dapat dijangkau, andal dan dapatterlaksana dalam rentang waktu tertentu. Atau mejikuhibiniu untuk mengikat spektrum warna yang terri dari merah, jingga , kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
Saat informasi di simpan dalam LTM, informasi tersebut diorganisasikan menggunakan satu atau struktur yang terdiri dari : memori deklaratif, memori prosendural, dan/atau memori imageri (memori terkait dengan kesan atau citra sesuatu yang bernilai astistik).
Memori Deklaratif (umumnya mengacu kepada informasi yang dapat di perbincangkan)
a.       Memori Semantik (semantic memory)-fakta-fakta dan informasi yang telah di generalisasikan 9 konsep, prinsip, hukum, strategi, pemecahan masalah, strategi pembelajaran).
b.      Mempri episodic (episodic memory)- pengalamn pribadiinformasi dalam bentuk cerita dan analogi.
Memori Prosedural – bagaimana caranya mengendarai mobil, naik sepeda dan lain-lain.
Memori Imageri – menafsirkan keindahan lukisan, foto pemandangan alam panorama alam.
            Salah satu hal yang paling penting dalam psikologi kognitif adalah atau pengembangan atau pembentukan konsep. Sebuah konsep dlam hal ini didefinisikan sebagai sehimpunan hukum atau yang di gunakan dalam mendifinisikan sejumlah kategori yang berkaitan dengan pengelompokan kejadian, gagasan atau obyek yang serupa. Terdapat sejumlah prinsip untuk pengembangan konsep antara lain:
1.      Sebut dan definisikan konsep yang akan di pelajari (advnce organizer, pemandu awal).
Hal ini akan (i)mengacu pada kategori yang lebih besar , atau sebaliknya (ii) mendefinisikan atribut ( mengacu pada hal yang lebih kecil).
2.      Identifikasi atibut yang relevan atau tidak relevan
3.      Berikan contoh-contoh (examples) dan bukan contoh (nonexamples).
4.      Gunakan baik penalaraninduktif maupun penalaran deduktif
5.      Buatlah daftar atribu-atribut yang berbeda.
Tentang bagaimana penerapan proses informasi di dalam kelas dapat di lihat contoh dalam tabel berikut :

Penerapan Proses Informasi di Dalam kelas
NO
PRINSIP
CONTOH

1

Memperoleh perhatian siswa
-          Mengunakan kode memberiuntuk memberi tanda bahwa guru siap memulai pembelajaran.
-          Berkeliling kelas dan berbicara mengunakan perubahan nada/suara

2
Membuka pikiran siswa dengan pembelajaran terdahulu yang relevan
-          Lakukan review terhadao pembelajaran sebelumnya
-          Berdiskusilah dengan siswa tentang esensi bahan pembelajaran sebelumnya

3
Kenali dengan baik informasi yang penting


-          Sediakan hand-outs
-          Tulis di papan tulis, gunakan transparansi atau LCD
4
Lakukan presentasi yang terorganisasi baik
-          Tunjukan sekuens.logis dari suatu konsep atau keterampilan
-          Mulai dari yang sederhana menuju yang kompleks tatkala mempresentasikan matri ajar yang baru
5
Tunjukan kepada siswa bagaimana mengelompokkan
 (menyusun chunk, keping informasi dari informasi) yang terkait
-          Presentasikan informasi dalam bemntuk kategori
-          Belajarkan dengan menggunakan penalran induktif
6
Sediakan kesempatan kepada siswa untuk mengelaborasi informasi baru
-          Kaitkan informasi baru dengan sesuatu yang telah di kenali siswa
-          Lihatlah kemiripan dan perbedaan antar-konsep
7
Tunjukan kepada siswa bagaimana memberi sandi/kode pada saat mengikat daftar informasi
-          Buatlah kalimat sedrhana dari huruf awal setiap kata yan ada dalam daftar
-          Gunakan teknik pembayangan mental ( mental imagery),misalnya dengan menerapkan metode kata kunci
8
Sediakan kesempatan mengulang pembelajaran

-          Nyatakan prinsip-prinsip penting beberapa kali dengan cara yang berbeda selama presentasi informasi  (terkait STM)
-          Nyatakan kaitan antara pembelajaran hari ini dan pembelajaran sebelumnya (LTM)
-          Buatlah jadwal untuk melakukan nreview secara berkala terkait kondep dan keterampilan yang baru saja dipelajari (LTM)
9
Sediakan peluang untuk belajar lebih lanjut tentang konsep-konsep dan ketrampilan fundamental

-          Terapkan latihan sehari-hari terhadap fakta –fakta ilmu hitung
-          Laksanakan permainan-permainan sederhana untuk memudahkan mengingat konten pembelajaran

          Pada perkembanganya sejumlah ahli berperan besar dalam pengembangan teori pemrosesan informasi yang merupakan landasan teori pembelajaran sibernetik. Antara lin adalah Gage dan berliner, Biehler, Snowman, Baine dan tennyyson, juga landa ,pask dan Scott (Budiningsih, 2005:81). Sementara itu dlam kaitan dengan sibernetik (cybernetics),  teori pembelajaran sibernetik ( cybernetic) ini tumbeh karena jasa Shannondalam perkembangan Teori Informasi dan sumbangan Ludwig von Bertalanffy yang mengembangkan TEORI Sistem Umum ( General System Theory). Menurut teori informasi, sibernetikdi definisikan sebagai saintentangorganisasi, kntrol dan komunikasi yang efektif pada binatang binatang (termasuk manusia) dan mesin-mesin (Luicas 2010 )Jelas ada peranan teori evolusi dalam definisi ini.Pada penekanan komunikasi yang efektif itulah di kembangkan pembelajaran sibernetik.
          Menurut asumsi pembelajaran sibernetik, prosr belajar memang penting namun lehih pentinglagi adalah hadirnya sistem informasi yang di proses dan akan di pelajari siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses asumsi lainya adalah bahwa tidak ada satu proses belajar yang ideal bagi segala situasi, serta cocok bagi semua siswa. Cara belajar siswa di tentuka oleh sistem informasi. Setiap siswa dengan caranya sendiri, yang hanya cocokbagi dirinya akan mempelajari informasi dengan carayang berbeda dengan siswa yang lain. Proses pengolahan informasi dalam ingatan berawal dari proses  penyandian informasi (enconding), selanjutnya penyimpanan informasi (storage dan di lanjutkan dengan mengungkap kembal informasi yang telah di simpan dalam ingatan (retrieval).
          Dalam kontek ini Lev Nakhmanovick Landa (1976), seorang psikolog Rusia, membedakan dua macam proses berpikir yang sistemis,setahap demi setahap, linear, konvergen,, lurus mmenuju ke suatu tujuan tertentu. Dalam pelaksanaan pembelajaran,contohnya adalah impelmentasi struktur tertentu, misal jigsaw, sesuai metode pembelajaran koperatif. Pembelajaran tematik yang dilaksanakan din kelas 1 sampai kelas 3 sekolah dasr adalah contohnya. Contoh yang lain adalah pembelajaran berbasis pengenalan dan pemecahan masalah ( problem posing and problem solving learning ).
Proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik jika sisten informasi yang akan di pelajari di ketahui ciri-cirinya. Berdasarkan identifikasi tersebut serta hasil pengalaman pembelajaran guru, teridentifikasi bahwa bahan pembelajaran tertentu akan lebih sesuai jika dipelajari secara algoritmik. Materi ajar aritmatika, misalnya Dalil Pythagoras dapat diterangkan oleh guru secara runtut, sampai kepada rumus kuadrat sisi miring (c) = jumlah kuadrat sisi siki-sikunys (a dan b)sehingga berlaku rumus c2  =  a2  +  b2 . Sementara itu, ternya dalam kontekstualisasi pembelajaran para pemikir kurikulum di indonesia telah sepakat bahwa akan lebih dulu sebelum proses berpikir algoritmik. Oleh sebar itu pada pendidikan dasar, kelas 1 sampai dengan kelas 3 sekolah dasar para siswa dibelajarkan dengan model pembelajaran tematik, konvergen, berbagai kompetisi pembelajaran dapat tercapai, dengan tema kehidupan sehari-hari.
          Gordon Pask dan Bernard Scott (1972) keduanya ahli psikologi pendidikan dari inggris, dalam publikasinya yang berjudul Learning Strategis and Individual Competensi, yang di muat dalam Internatinal
Journal of Man-Manchine Studies, Volume 4, meninjau dari sisi lainb yang terkait dengan variasi gaya belajar ( modalitas belajar) seseorang.Menuru pask ada isswa yang pola pikirnya menyeluruh ( holist) dan berseri (serialist) atau keterpaduan dari keduanya, yakni tipe versalite. Pola berpikir serialis pada hakikatnya setara dengan berpikir algoritmik. Siswa dengan model berpikir holist bercirikan langsung melompatke depan,tau langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi. Mereka berpikir secara deduktif, mulai dari tahap[ yang paling umum, baru kemudian merambah pada bagian demi bagian . contohnya dalam pembelajaran, guru menerangkan tubuh manusia mulai dari fungsi seluruh tubuh, kemudian penjelasan tentang organ, di lanjutkan pada penjelasan, pada penjelasan tentang jaringan, dan di akhiri dengan bagian terkecil,

Yakni sistem sel. Dalam ilmu kimia misalnya diterangkan dan diberikan contoh senyawa ayau molekul dulu kemudian bari ke atom, selanjutnya menuju ke bagian dari menuju ke yang mikro.

Sumber : Suyono dan Hariyanto.2015. Implementasi  Belajar dan Pembelajaran. Bandung :PT Remaja Rosdakarya 

0 komentar:

Post a Comment