Wednesday, June 24, 2020




SUMBANGSIH MUHAMMADIYAH
DI ERA REFORMASI


PENDAHULUAN

Muhammadiyah adalah gerakan keagamaan yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan atau yang juga dikenal dengan nama Muhammad Darwis pada18 November 1912 atau 8 Dzulhijjah 1330 H. Muhammadiyah didirikan di Kauman Yogyakarta. Melihat dari kata Muhammadiyah secara bahasa berarti pengikut Nabi Muhammad. Penggunaan kata Muhammadiyah dimaksudkan untuk menisbatkan (menghubungkan) dengan ajaran dan jejak perjuangan Nabi Muhammad SAW.
Kelahiran dan keberadaan Muhammadiyah pada awal berdirinya tidak lepas dari kondisi sekitar dan merupakan manifestasi dari gagasan pemikiran dan amal perjuangan KH. Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis) yang menjadi pendirinyaa. Setelah menunaikan ibadah Haji ke Tanah Suci dan bermukim yang kedua kalinya pada tahun 1903 untuk memperdalam ilmu agama dan belajar tentang pembaharuan Islam disana.

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN ISLAM
Sejak kelahiran dan keberadaannya, Muhammadiyah memposisikan dan memerankan diri sebagai gerakan Islam. Yaitu gerakan untuk menebarkan dan memajukan agama Islam di Indonesia. Muhammadiyah bahkan sering dikategorikan sebagai bagian dari matarantai gerakan pembaharuan di dunia Islam. Seperti yang dipelopori oleh Ibnu Taimiyah, Muhammad bin Abdul Wahab, jamaluddin Al Afghani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridho dalam gerbong modernisme Islam abad ke 20 an. Maka tak perlu diragukan lagi eksistensi dan esensi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam.bukan sekedar gerakan sosial kemasyarakatan semata. Karena sejak kelahirannya, Muhammadiyah memposisikan dan memerankan diri sebagai gerakan Islam, yakni gerakerakan sosial kemasyarakatannta adalah sebagai fungsi transformasi dari gerakan Islam itu sendiri. (Prof. Dr. K.H. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, M.A., 2014: 69).

MENUJU KEBANGKITAN MUHAMMADIYAH STUDI

Menjabarkan dari penjelasan Deliar Noer, “Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942” potret fenomena gerakan modernisasi Islam yang terjadi pada masa-masa krusial. masa tersebut merupakan periode di mana arus modernisasi yang sedang melanda dunia. dimulai dari dunia barat dan memasuki tanah air untuk pertama kalinya. maka dapat dikatakan gerakan modern Islam pada masa ini merupakan yang pertama diupayakan di Indonesia, sehingga kita dapat melihat bahwa terdapat pola-pola umum yang pada masa itu diwariskan hingga masa sekarang, sebagaimana yang dibawa oleh KH. Ahmad Dahlan untuk diterapkan di gerakan Muhammadiyah.
karenanya buku ini menjadi tetap menarik dan relevan untuk dibaca pada hari ini, yaitu untuk membaca pola-pola kontestasi gerakan (modern) Islam yang terjadi pada hari ini berdasakan apa yang diwariskan pada masa permulaan tersebut. keinginan pembaharuan tersebut hadir atas kesadaran dan kepekaan KH Ahmad Dahlan melihat kondisi saat itu di kauman dan sekitarnya. Mereka menyadari bahwa tidak akan mampu berkompetisi dengan kekuatan kekuatan para kolonialisme Belanda. Dan penetrasi Umat kristen untuk menguasai bagian Asia ini. Sejauh mana pembaharuan yang dibawa oleh KH Ahmad Dahlan untuk memerangi para kolonialisme dan kristenisasi yang merajalela di Indonesia dengan gerakan Keislaman dan Kemasyarakatan yang digaungkan selama ini.sehingga bisa membuat kelompok islam tradisionalis menyatu dengan pembaharuan yang ada, demi kesejahteraan masyarakat dan keimanan kepada Allah SWT.
Dalam perjalanannya, hasil keputusan warga Muhammadiyah sendiri secara internal dapat dipetakan menjadi tiga kelompok, yakni puritan, moderat, dan reformis. walaupun dakwah kultural banyak ditentang oleh kelompok puritan, faktanya sedikit yang sepakat dengan kelompok tersebut. gaung kelompok moderat dan reformis lebih besar, secara utuh gerakan multikulturalisme dapat diimplementasikan dengan baik hingga ke akar rumput (grassroots).hal ini yang menjadi ladang garap Muhammadiyah. 

Konteks dan Pendekatan Muhammadiyah Studies

Konteks dan Pendekatan Muhammadiyah merupakan  suatu gerakan perubahan satu bentuk ke bentuk yang lain. Pembahasan terhadap gerakan Muhammadiyah dibagi menjadi tiga konteks keilmuan. Pertama, Pada masa perdebatan Fiqhiyah dan tradisi mitos yang sangat kuat dikalangan umat islam Indonesia sekitar tahun 1912-1950. Kedua, Periode dimana kajian gerakan Muhammadiyah menjadi bagian dari Islamic studies modern dengan pendekatan Eropa Amerika sekitar tahun 1950-2000. Ketiga, Terletak pada konteks keilmuan dan ragam pendekatan, serta tema tema baru yang menjadi bagian dari kultur populer saat itu.
Kajian terhadap gerakan Muhammadiyah ditandai dengan munculnya gerakan kaum muda dan keinginan Muhammadiyah mempertahankan diri dari transnasional paham agama. Kajian yang menempatkan Muhammadiyah menjadi bagian dari modifikasi agama dan kapitalisasi agama. Periode ini terjadi pada tahun 2000 hingga sekarang masih terus berlangsung. Muhammadiyah dalam kehidupannya bersumber pada Al Quran dan As Sunah. Sebagaimana yang dibawa dan diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sehingga semua aspek dakwahnya bertujuan untuk mencerahkan dan menyadarkan masyarakat akan ketauhidan dan menjadi khoiru ummat.

Orientasi Muhammadiyah

Periode ketiga Muhammadiyah memasuki mellienium baru dengan usia satu abad lebih. Di era ini, permasalahan agama  berkenaan dengan keseharian tetap menjadi prioritas, disamping itu tentu isu-isu kekinian dan progresif menjadi konsen Majelis Tarjih di era ini, seperti fiqih anti korupsi, fiqih air, fiqih tata kelola, fiqih informasi, fiqih perlindungan anak, dan yang tidak kalah menarik akan dibahas dalam munas selanjutnya adalah fiqih difabel, fiqih demokrasi, dan lain-lain. Terminologi “fiqih” dalam produk tarjih tersebut tentu berbeda dengan konsep fiqih klasik.
Syamsul Anwar dalam berbagai kesempatan dan tulisannya seringkali menjelaskan konsep fiqih Muhammadiyah itu. Menurutnya yang menjadikan konsep fiqih Muhammadiyah berbeda dengan konsep fiqih klasik adalah adanya perjenjangan norma dalam konsepsinya. Fiqih Muhammadiyah dibangun di atas tiga norma berjenjang (al-qiyam al-asasiyyah, al-usul al-kulliyyah, dan al-ahkam al-far’iyyah), di mana satu norma dengan norma lainnya saling berhubungan dan memayungi satu sama lain (Anwar, 2016 dan 2018). Corak pemikiran pada era ini tampaknya merupakan hasil dari penghayatan mendalam para pimpinan dan anggotanya terhadap makna tajdid dalam frasa nama majelis ini.

KESIMPULAN

Muhammadiyah merupakan organisasi yang mentransformasikan nilai nilai keagamaan bersumber dari Alqur’an dan Al Hadits. Bertujuan untuk mengembalikan pemahaman dan praktek keagamaan sesuai dengan syariat Islam.melihat fenomena yang terjadi sejak sebelum Muhammadiyah lahir hingga saat ini, masih banyak masyarakat yang belum benar benar menerapkan syariat Islam secara kaffah.meskipun kehadiran Muhammadiyah sudah cukup memberikan dampak positif untuk masyarakat dan kemajuan bagi bangsa Indonesia. Melalui pendidikan, kesehatan, pemberdayaan sosial dan lain lain.
Peran para kader dan aktivis Muhammadiyah dalam memajukan Muhammadiyah dan bangsa sangat besar sekali. Sehingga kiprah Muhammadiyah sangat diperhitungkan di tengah tengah masyarakat Indonesia.semoga Muhammadiyah tetap konsisten dan Istiqomah untuk menebarkan agama Islam dengan sebenar  benarnya dan membawa manfaat untuk Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. DR. H. M. Sirojudin Syamsudin MA. Muhammadiyah Untuk Semua. Penerbit suara             Muhammadiyah. Cetakan pertama 2014
Tempo, 2011: 54-128). Azyumardi Azra juga
Nashir, Haedar. 2010. MuhammadiyahGerakan Pembaruan. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Qoadir, Zuly. 2010. Muhammadiyah Studies. Yogyakarta: Kanisius.
Deliar Noer, “Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942” LP3ES.

Penulis :

ALI HAMDI

NIM: 198610800055
masalihamdi@gmail.com

4 comments:

  1. Mantab ustadz, ditunggu karya tulis selanjutnya. Berdakwah bil qolam

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah..masyaallah tabarakallah.. sukses ustadz Ali Hamdi.aamiin

    ReplyDelete
  3. Mantab ustadz...d tunggu karya selanjutnya

    ReplyDelete